SUMENEP (Selaksa) — Di tengah peningkatan kasus campak di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, RSUD dr. H. Moh. Anwar tak hanya menangani pasien, tapi juga mengupayakan pencegahan agar wabah tak semakin meluas.
Direktur RSUD dr. H. Moh. Anwar, dr. Erliyati, M.Kes., mengungkapkan mayoritas pasien campak yang dirawat adalah anak-anak dengan imunisasi yang tidak lengkap.
“Kalau sudah masuk rumah sakit, artinya sudah parah. Kami menemukan komplikasi berat, bahkan ada yang kejang neurotik. Ini berbahaya,” ujarnya.
Ia melihat, sebagian masyarakat masih menganggap campak sebagai penyakit ringan. Padahal, jika terlambat ditangani, penyakit ini dapat memicu komplikasi serius dan mengancam nyawa, terutama pada balita.
“Campak bukan sekadar demam dan ruam. Ini bisa berkembang menjadi pneumonia atau infeksi otak,” katanya.
Sebagai respons, pihak rumah sakit membentuk ruang isolasi khusus pasien campak. Fasilitas ini dimaksudkan untuk menekan laju penularan sekaligus memastikan perawatan intensif bagi pasien yang kondisinya berat.
“Isolasi ini bukan cuma ruangan. Ini simbol bahwa kami tidak main-main menghadapi campak. Harus ada batas tegas antara pasien infeksius dan pasien lain,” tegasnya.
Selain memberikan penanganan medis, pihak rumah sakit juga aktif mengedukasi keluarga pasien dan masyarakat sekitar mengenai pentingnya imunisasi lengkap.
“Kami sampaikan secara langsung ke orang tua pasien. Imunisasi itu hak anak. Ini bukan pilihan, tapi keharusan untuk mencegah risiko yang lebih besar,” kata Erliyati.
“Tak ada obat yang lebih mujarab untuk campak selain imunisasi. Pengobatan hanya dilakukan saat kondisi sudah buruk. Kalau bisa dicegah, kenapa harus menunggu dirawat?” tambahnya. (Al/Red)









