Close Menu
SelaksaSelaksa
  • POLITIK
  • HUKUM
  • PEMERINTAHAN
  • PENDIDIKAN
  • EKONOMI
  • SOSIAL
  • BUDAYA
  • WISATA
  • EVENT
  • ADVERTORIAL
What's Hot

Soekarno Fun Run 2025 di Sumenep, Ribuan Peserta Ikut Lari Sambil Kenang Semangat Bung Karno

Transformasi Digital RSUD dr. H. Moh. Anwar Berbuah Penghargaan dari BPJS Kesehatan RI

BPJS Kesehatan Apresiasi Progres Layanan Digital RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep

Facebook X (Twitter) Instagram
SelaksaSelaksa
Cari di sini Subscribe
  • POLITIK
  • HUKUM
  • PEMERINTAHAN
  • PENDIDIKAN
  • EKONOMI
  • SOSIAL
  • BUDAYA
  • WISATA
  • EVENT
  • ADVERTORIAL
Trending
  • Soekarno Fun Run 2025 di Sumenep, Ribuan Peserta Ikut Lari Sambil Kenang Semangat Bung Karno
  • Transformasi Digital RSUD dr. H. Moh. Anwar Berbuah Penghargaan dari BPJS Kesehatan RI
  • BPJS Kesehatan Apresiasi Progres Layanan Digital RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep
  • Sambut “Lebaran Anak Yatim”, Baznas Gelar Santuanan dan Khitanan Massal Gratis
  • Bupati Sumenep: Kirab Pusaka Keraton Upaya Bersama Lestarikan Budaya Leluhur
  • DPRD Sumenep Inisiasi Tiga Raperda Baru
  • Bupati Sumenep Dorong Regenerasi Empu Keris di Tengah Arus Modernisasi
  • 10 Organisasi Wartawan-Media di Sumenep Keberatan terhadap Siaran Pers KEI
SelaksaSelaksa
  • POLITIK
  • HUKUM
  • PEMERINTAHAN
  • PENDIDIKAN
  • EKONOMI
  • SOSIAL
  • BUDAYA
  • WISATA
  • EVENT
  • ADVERTORIAL
Beranda » Dua Hari Terombang-ambing, Enam Nelayan Asal Pasean Diselamatkan di Perairan Kangean
PERISTIWA

Dua Hari Terombang-ambing, Enam Nelayan Asal Pasean Diselamatkan di Perairan Kangean

SelaksaBy SelaksaMaret 28, 2025
Share Facebook Twitter Pinterest Copy Link Telegram LinkedIn Tumblr Email
Oplus_131072

SUMENEP, 28 Maret (Selaksa) – Kamis (27/3) pagi, matahari belum sepenuhnya naik ketika Jupri dan kawan-kawan nelayannya mengarungi perairan Kangean. Di atas perahu motor Empat Saudara, mereka berniat mencari ikan di sekitar Dusun Nyamplong Ondung, Desa Kalikatak, Kecamatan Arjasa, Sumenep. Namun, tak disangka, mereka justru menemukan enam pria yang mengibarkan bendera tanda bahaya di tengah laut.

Jupri segera mendekat. Enam pria itu terlihat lelah, dan wajah mereka menyiratkan kelelahan luar biasa. Dengan suara serak, salah seorang dari mereka mengaku sebagai Moh. Sai, nakhoda kapal yang karam dua hari sebelumnya.

Bersama lima rekannya, yaitu Hosen, Ali Wafa, Askuryadi, Johari, dan Adnan, Moh. Sai telah terombang-ambing di laut sejak Selasa (25/3) pagi setelah kapal mereka, Bintang Sempurna, tenggelam.

Iklan

Berdasarkan keterangan Moh. Sai kepada petugas kepolisian, peristiwa tragis ini bermula pada Senin, 24 Maret 2025. Keenam warga asal Kecamatan Pasean, Kabupaten Pamekasan itu berlayar dari Kalimantan Tengah menuju Pelabuhan Kalianget, Sumenep, membawa 220 meter kubik kayu gelam.

Keesokan paginya, kapal mengalami masalah. Pompa air rusak dan meski sudah diperbaiki berkali-kali, akhirnya kapal tak bisa lagi diselamatkan. Pada pukul 10.00 WIB, Bintang Sempurna karam di sekitar perairan Pulau Giliyang, sekitar 23 mil dari daratan.

Tanpa kapal, para awak berusaha bertahan. Mereka mengikat kayu yang ada di kapal untuk dijadikan rakit darurat, menghubungkan diri satu sama lain dengan tali, dan berpegangan pada galon kosong sebagai pelampung.

Selama dua hari, mereka melawan ombak, kelelahan, dan kelaparan. Beberapa dari mereka mulai kehilangan harapan, tetapi mereka terus berjuang.

Gelombang laut akhirnya membawa mereka mendekati perairan Nyamplong Ondung pada Kamis pagi. Dalam kondisi lemas, mereka mengibarkan bendera seadanya sebagai isyarat minta tolong. Beruntung, Jupri dan nelayan lainnya melihat mereka.

Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti, menuturkan, keenam korban dibawa ke rumah warga setempat, Mukaid, sebelum akhirnya dilaporkan ke Polsek Kangean.

Saat polisi tiba, para korban segera dilarikan ke Puskesmas Arjasa untuk menjalani pemeriksaan medis. Meski secara fisik mereka dalam kondisi stabil, namun secara mental mereka mengalami trauma akibat insiden tersebut.

“Dua hari di laut tanpa kepastian, hanya berpegang pada rakit seadanya, tentu meninggalkan dampak psikologis yang mendalam,” ujar AKP Widiarti. (Al/Red)

 

Iklan
Berita Sumenep Enam Warga Pasean Lala Laut Pulau Kangean Terombang-ambing di Laut
Previous ArticleBupati Sumenep Instruksikan Layanan Publik Tetap Maksimal Saat Libur Lebaran
Next Article RSUD Moh. Anwar Tetap Layani Konsultasi Kesehatan via Telemedicine Selama Libur Lebaran
Leave A Reply Cancel Reply

Highlights
HUKUM

Tahun 2024, Kasus Tindak Pidana di Sumenep Turun

SelaksaDesember 31, 2024

Ratusan Sapi di Sumenep Terjangkit Penyakit

Gerak Cepat Polisi Ringkus Pelaku Pengancaman – Pembakaran Motor Guru di Sumenep

Kronologi Mobil Agya Putih Terbakar di Depan Masjid Jamik Sumenep

Suami di Sumenep Diduga Aniaya Istri hingga Tewas

Latest Posts

Soekarno Fun Run 2025 di Sumenep, Ribuan Peserta Ikut Lari Sambil Kenang Semangat Bung Karno

Transformasi Digital RSUD dr. H. Moh. Anwar Berbuah Penghargaan dari BPJS Kesehatan RI

BPJS Kesehatan Apresiasi Progres Layanan Digital RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep

Sambut “Lebaran Anak Yatim”, Baznas Gelar Santuanan dan Khitanan Massal Gratis

Subscribe to News

Get the latest sports news from NewsSite about world, sports and politics.

Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp TikTok Telegram
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Kode Etik
  • Disclaimer
  • Indeks Berita
© 2025 SELAKSA.CO.ID

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.