SUMENEP, 7 Februari (Selaksa) – Kamis, 6 Februari 2025, pagi, Kapal Sabuk Nusantara 92 berlayar dari Pulau Masalembu menuju daratan Sumenep. Di dalamnya, seorang ibu muda, Siti Salihah (20), tengah berjuang.
Warga Dusun Mandar, Desa Suka Jeruk, Kecamatan/Pulau Masalembu, itu sedang dalam perjalanan darurat untuk melahirkan anak pertamanya. Ia terpaksa dirujuk ke rumah sakit di daratan karena mengalami partus kasep.
Partus kasep adalah istilah medis terhadap kondisi persalinan yang berlangsung terlalu lama tanpa kemajuan, sehingga dapat menyebabkan komplikasi bagi ibu maupun janin. Dalam istilah medis yang lebih umum, kondisi ini dikenal sebagai “prolonged labor” atau “obstructed labor”.
“Sebelum naik kapal, dia masih bisa berjalan sendiri. Kondisi korban memburuk saat di atas kapal,” kenang Bidan Puskesmas Masalembu, Murdia Hannan.
Di atas kapal, perjalanan yang seharusnya menjadi harapan bagi keselamatan ibu dan bayi dalam kandungannya justru berubah menjadi duka.
Hantaman ombak dan angin kencang membuat Siti semakin lemah. Ia mengeluh pusing, lalu meminta minum kepada keluarga yang ikut mendampinginya.
Namun, tak lama setelah itu, busa keluar dari mulutnya. Siti bersama bayinya menghembuskan napas terakhir mereka di tengah ombak yang bergulung, setelah 12 jam di laut.
“Meninggalnya setelah 12 jam di atas kapal, sekitar pukul 3 sore,” ungkap Murdia.
Tak ada tangis yang lebih pilu bagi keluarga selain kehilangan di tengah perjalanan menuju harapan. Dan laut Masalembu menjadi saksi, tentang betapa jauhnya akses kesehatan bagi mereka yang hidup di pulau terpencil. (Al/Red)