SUMENEP, 19 April (Selaksa) – Langit masih gelap ketika KM Titipan Ilahi meninggalkan Pantai Boom, Banyuwangi, Sabtu dini hari, 19 April 2025. Kapal motor berkekuatan 31 GT itu melaju tenang di perairan Selat Bali, menuju kampung halamannya di Sapeken, Sumenep.
Saat berangkat, jam menunjukkan 00.30 WIB, dan laut tampak bersahabat. Tak ada yang mengira, beberapa jam kemudian, kapal itu nyaris jadi abu di tengah laut.
Dipimpin oleh nahkoda Capt. Porkani, kapal milik H. Rahim, seorang pengusaha asal Desa Pagerungan Besar, membawa lima anak buah kapal.
Sekitar pukul 05.00 WIB, di titik koordinat sekitar 40 mil laut dari daratan Banyuwangi, segalanya berubah cepat. Dari atas knalpot kapal, terlihat percikan api. Kecil, tapi mencurigakan. Api itu, dalam hitungan menit, menyambar tumpukan tripung gabus di geladak.
“Lalu merembet ke lambung kiri kapal,” kata Plt. Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti, saat dikonfirmasi pada Sabtu malam.
Di tengah laut, tanpa alat pemadam yang memadai, para awak kapal hanya punya sedikit pilihan. Mereka bertarung melawan api dengan air laut, tenaga, dan kepanikan.
Untungnya, pengalaman berbicara: tak satu pun dari mereka yang celaka. Api berhasil dijinakkan secara darurat.
KM Titipan Ilahi melanjutkan perjalanannya menuju arah pulang. Kapal akhirnya tiba di Pelabuhan Sapeken sekitar pukul 16.00 WIB, membawa cerita tentang keberanian dan insting bertahan di laut yang tetap utuh. (Al/Red)