SUMENEP, April 7 (Selaksa) – Semilir angin laut tak hanya membawa aroma asin dari pantai utara Sumenep. Senin pagi, 7 April 2025, angin itu juga membawa euforia pengunjung Pantai Slopeng yang datang berbondong-bondong mengikuti dan menyaksikan Festival Ketupat 2025.
Para peserta tampak antusias mengikuti lomba merangkai ketupat yang menjadi salah satu rangkaian festival ini. Dengan duduk lesehan di tepi Pantai Slopeng, mereka memegang janur kuning muda yang telah disiapkan panitia. Tangan mereka bergerak lincah, menyilang dan melipat janur menjadi anyaman berbentuk belah ketupat.
Di tengah-tengah peserta, Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo tampak duduk bersila. Mengenakan baju adat khas Madura, ia tersenyum lebar sembari menyaksikan peserta, termasuk sang istri, Nia Kurnia Fauzi, yang juga terlihat lihai merangkai ketupat .
Di sisi lain, jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Sumenep juga ikut larut dalam suasana. Para pejabat itu tampak berbaur tanpa sekat dengan masyarakat. Tak ada protokol ketat, tak ada jarak kuasa.
Usai menyaksikan peserta lomba merangkai ketupat, Bupati bersama istrinya, serta jajaran Forkopimda, melanjutkan kunjungan ke area lomba kreasi makanan berbahan dasar ketupat.
Mereka menelusuri deretan meja yang dipenuhi aneka hidangan hasil olahan para peserta, sebelum akhirnya duduk ke panggung utama kegiatan Festival Ketupat 2025.
Dalam sambutannya, Bupati Fauzi menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat aktif dalam pelaksanaan Festival Ketupat tahun ini. Dia berharap kegiatan ini menjadi sarana memperkuat nilai kebersamaan di tengah masyarakat.
“Kita ingin terus mengingat dan melestarikan tradisi yang telah diwariskan leluhur. Lebaran ketupat bukan hanya soal makan ketupat, tetapi tentang membangun persaudaraan bersama sahabat, rekan, dan keluarga,” ungkapnya.
Bupati Fauzi juga menegaskan bahwa hampir seluruh kegiatan dalam Calendar of Event Pemkab Sumenep memuat unsur budaya, pendidikan, dan sejarah. Selain itu, pemerintah daerah terus mendorong agar setiap event berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat.
“Event seperti ini menyentuh berbagai aspek, mulai dari pendidikan, pelestarian budaya, hingga sejarah. Karena itu, setiap tahun kami terus menggelarnya. Tidak hanya itu, kami juga libatkan pelaku UMKM agar roda ekonomi ikut bergerak,” jelasnya.
Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Sumenep, Mohammad Iksan, menambahkan bahwa Festival Ketupat merupakan agenda rutin tahunan. Tahun ini adalah kali pertama kegiatan tersebut diselenggarakan di Pantai Slopeng.
“Festival ini bertujuan memajukan tradisi lokal, dan untuk pertama kalinya dipusatkan di Pantai Slopeng,” terangnya. (Ron/Al)